Uang
merupakan sesuatu benda yang bernilai yang dalam pengggunaannya bisa dilakukan
penghematan, sehingga semua itu bergantung dari pola konsumsi kita terhadap
nilai uang tersebut. Ketika kita mau menghabur-haburkan uang maka uang tersebut
juga tidak akan bertahan lama. Tetapi ketika uang itu kita perlakukan
sebaliknya maka kemanfaatan dari pada nilai uang tersebut juga akan berlangsung
lama.
Sering
kali menjadi permaaslahan di setiap person yang hidup sebagai manusia yang
wajar adalah tidak bisa dilepaskannya dari yang namanya keinginan dan kebutuhan
(need & want) ketika kehidupan modern sudah melanda seantero dunia, dengan
persaingan yang sangat luar biasa dalam semua aspek kehidupan manusia baik dari
kebuthuan Primer, skunder maupun yang tersiar dan diiringi dengan genjarnya
media-media baik cetak maupun media online yang memasarkar produknya dengan
cara-cara yang mengikat sehingga tenttunya kita sebagai seorang keluarga paling
tidak harus mempinya pegetahuan dasar bagaimana kita akan kelola keuangan
keluarga kita sendiri, mulai dari memperaiapkan kebutuhan pangan sehari-hari,
pakaian, pendidikan, kesehatan dan usaha, sehingga paling tidak kita sudah bias
meilih dan memilah pa yang menjadi kebutuhan yang mnjadi skala prioritas untuk
diselesaiakn akan menajadi focus perhatian kita
Selanjut
dalam beberapa diskusi diskusi kecil yang dikemas dalam bentuk Focus Group
Discusion (FGD) bahwa permasalahan pengelolaan keuangan selama ini sering
dirasakan oleh semua pasangan keluarga, baik yang sudah lama berkeluarga maupun
yang masih pengantin baru, sehingga permaslahan keuangan bukan terletak pada
besar kecilnya pendapatan seseorang tapi bagaimana dia sebagai kepala keluarga bisa
melakukan managing terhadap keuangan
dari jumlah peghasilan dan menyiapkan cadangan dari jumlah pengeluaran yang
akan direnacanakan.
Berikut
adalah tips pengelolaan keuangan keluarga sederhana yang sering diberikan oleh
perencana keuangan keluarga.
a)
Pertama-tama ajaklah anggota keluarga lain untuk bersama-sama
membuat daftar kebutuhan selama sebulan.
b)
Melakukan analisa yang teliti lalu lakukan pemisahan mana
yang merupakan nice to
have dan mana yang
merupakan needs (kebutuhan yang tak dapat dihindari).
c)
Apabila Anda terlanjur berutang dengan cicilan yang melebihi
20 persen dari total penghasilan (pemasukan) keluarga. Maka sebaiknya Anda
perlu membicarakan dengan pemberi kredit untuk menjadwal ulang utang itu.
Apabila tak memungkinkan, maka carilah pinjaman dengan bunga yang lebih rendah
untuk melunasi utang berbunga tinggi. Yang perlu diingat, selama cicilan Anda
masih sama dengan atau lebih besar dari 20 persen, sebaiknya Anda jangan
melakukan pembelian kredit atau berutang lagi.
d)
Pisahkan 40 persen untuk kebutuhan sehari-hari. Apabila 40
persen dari penghasilan tidak mencukupi, berpikirlah kreatif apa lagi yang
dapat dihemat; misalnya menghemat penggunaan listrik, mengubah kombinasi menu
makan sehari-hari.
e)
Pisahkan 20 persen untuk kebutuhan pribadi. Menabung secara
disiplin 20 persen. Tabungan harus disetorkan ke rekening pada awal bulan,
selambat-lambatan 1 x 24 jam setelah penghasilan diterima. Jika Anda tidak
perlu mencicil pembayaran utang, maka dapat ditabung dan bila telah cukup dapat
digunakan untuk membeli sesuatu yang termasuk nice to have.
f)
Sebaiknya harus menjunjung tinggi komitmen dan sikap
konsistensi.
Kesimpulan awal yang bisa diambil adalah jangan biarkan uang
mengatur kehidupan kita yang nantinya akan membuat kita menjadikan harta
sebagai sesembahan, tapi kitalah seharusnya yang mengatur keuangan kita
sendiri.
Wallahu’lam bis Showab
Penulis : Muh Nasir Jailani, SE
Posting Komentar