Selamat Datang di BLOGER MUH.NASIR JAILANI

Urgensi Menabung

Sabtu, 31 Agustus 20130 komentar


Mungkin masih terngiang ditelinga-telinga kita tentang sebuah nyanyian ketika tahun 80 an, yakni lagu ciptaannya Titik Puspa tentang “ Menabung ”, Bang bing bung yuk kita nabung,  begitulah sedikit penggalan liriknya. pastinya kita hapal lirik lagu tersebut. Namun ternyata itu hanya lirik semata yang semestinya harus kita terapkan dari kecil sampai kita mendekati umur tua kita, karena itu adalah bagian dari solusi dalam hidup dan kehidupan manusia sehari-hari. Apapun pekerjaan seseorang mulai dari rakyat jelata sampai para pejabat tidak bisa terhindar dari sesuatu yang berkaitan dengan uang, oleh sebab itu bisa dikatakan Menabung adalah bagian dari sesuatu yang wajib ketika kita menginginkan kemudahan di kemudian hari.  Saya  Teringat sebuah diskusi dengan seorang bapak yang profesi sehari-harinya adalah kusir yang rata-rata penghasilan hariannya 25 Ribu sehari, yang pada saat itu saya mengetahui dia adalah seorang hamba yang sudah bertamu ke Rumah Alloh yakni Mekah Mukarromah. Sambil duduk di pinggiran ruko saya menanyakan ke Beliau apa sih rahasianya bapak bisa menjadi hamba pilihan Alloh yaitu sudah menunaikan Rukun Islam yang kelima padahal itu diwajibkan bagi yang mampu, dengan sedikit malu belau menjawab : mungkin kalau dihitung-hitung sama anak kuliahan penghasilan 25 Ribu sehari itu tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari biaya pendidikan, kesehatan dan kebutuhan pokok aja sudah sulit kata beliau. Tapi satu yang menjadi motivasi saya bahwa saya harus menabung untuk berangkat ke Baitulloh tersebut. Tidak terasa saya sisihlan seribu dua ribu setiap hari dari penghasilan harian saya sehingga saya juga merasa heran kok sudah mencapai angka 30 jutaan. Ini rezeki dari Alloh lirihnya. Saya merasa takjub dengan cerita bapak tersebut bahwa dengan hanya menabung sedikit dari penghasilannya dia mampu hidup membiayai keluarganya dan mampu naik haji lagi. Naaa bagaiman dengan kita yang penghasilannya diatas UMR  ?
Sebelum mengupas tentang manfaat menabung  dari tinjauan ekonomi islam, terlebih dahulu  mari kita melihat hasil survey di Indonesia tahun 2010 yang melibatkan 10.000.000 quisioner melalui telpon,  pada umumnya dari 100 % warga indonesia hanya 25 % peneduduk Indonesia yang mengamankan keuangannya baik di Lembaga Keuangan atau yang lainnya padahal mereka sangat memhami tentang bagaimana manajemen atau pengelolaan keuangan keluarga yang salah satunya adalalah dengan cara menyimpan uang untuk kebutuhan yang sifatnya mendadak.. Banyak orang mengeluhkan ketika banyaknya cicilan yang harus dibayar, banyak orang kanget dengan status Black List dari lembaga-lembaga pembiayaan dan banyak pula orang stress karena memikirkan kebutuhan yang semakin hari semakin melonjak harga sedangkan penghasilan tidak ada perubahan, dan kebanyakan dari kita baru menyadari akan pentingnya menabung setelah kita mengalami musibah atau menyelesaikan sebagaian dari persoalan yang berhubungan dengan nominal uang.
Merujuk dari para  praktisi ekonomi islam  menabung adalah tindakan yang sangat dianjurkan dalam agama islam karena dengan menabung seorang muslim mempersipkan diri dan keluarganya untuk pelaksanaan perencanaan masa yang akan datang termasuk menghadapi hal-hal tidak diinginkan. Didalam Alqur’an dan Hadits diantaranya surat Al-Baqarah Ayat 266 memerintahkan kepada seruruh umat manusia untuk bersiap-siap dan mengantisipasi masa depan keturunan, baik secara Rohani maupun secara ekonomi, Alangkah eloknya ketika seseorang sudah masuk ke liang lahat dengan meninggalkan keturunan atau anak-anaknya dalam keadaan bertaqwa kepada Alloh SWT dan meninggalkan keterunan dalam kondisi aman dalam agama dan ekonomi tanpa harus menerima belas kasih orang lain,
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh HR Ahmad “ Termasuk dari kefaqihan seseorang adalah berhemaatnya dalam penghidupan”. Nabi Muhamad Saw sendiri mengajarkan kepada kita semua untuk membudayakan sikap hemat sebagai kiat untuk mengantisipasi kekurangan yang dilami oleh seseorang pada suatu waktu. Tapi bukan berarti sikap Hemat ini bisa diartiikan Bakhil dan kikir, ada beberapa perbedaan yang jelas anatara Sikap Hemat dan Kikir, Hemat berarti membeli untuk keperluan tertentu secukupnya dan tidak berlebihan, dia tidak akan membeli atau mengeluarkan uang pada hal-hal yang tidak perlu.  Sedangkan sikap Bakhil dan Kikir adalah sikap yang yang terlalu menahan-nahan dari belanja sehingga untuk keperluan sendiri yang pokok pun sedapat mungkin dihindari, apalagi memberikan uangnya kepada orang lain.

Sehingga satu hal yang bisa diambil kesimpulan adalah Menabung menjadi salah satu dari beberapa cara untuk berjaga-jaga terhadap semua kebutuhan hidup dimasa yang akan datang, sehingga ketika seseorang meningglakan keluarganya maka ada sesuatu yang bisa di harapkan, selain itu juga dari hasil tabungannya tersebut  bisa disisihkan untuk memberikan infaq Shodaqoh bagi yang berhak menerimanya. Semoga Bermaanfaat

Penulis : Muh. Nasir Jailani, SE
Silahkan share artikel ini : :

Posting Komentar

 
Web ini dikembangkan oleh Muh Nasir Jailani, SE
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger