Setiap orang yang hidup di bumi, pasti berkeinginan
hidup dalam kebahagian dan terhindar dari kekurangan-kekurangan baik berupa
harta, makanan atau kebutuhan pokok lainnya, maka salah satu solusi diantara
solusi lainnya adalah perbuatan hemat yang akan membawa seseorang ke jenjang
kehidupan yang lebih baik dari keadaan sebelumnya. Pada tulisan-tulisan
sebelumnya sudah ada beberpa penjelasan tentang apa itu hemat dengan segala
bentuk lampirannya, saat ini saya akan lebih memberikan solusi dengan pendekatan
kepada para muda mudi yang mungkin masih bingung dengan cara berhemat yang
paling ampuh.
Realita saat ini memperlihatkan kehidupan muda mudi
yang serba gelamor dan cenderung konsumtif, dengan aneka bentuk barang-barang
pelengkap seperti handphone, gedjet, jenis
trongkrongan dengan aneka komunitasnya, tran busana yang selalu mengikuti mode para
artis yang ada di televisi-televisi, lakon anak-anak muda yg seperti inilah yg
akhirnya memunculkan penyakit boros dengan segala ragam dan variasinya, bisa
dibanyangkan ketika seorang muda mudi membuat kalkulasi pengeluaran harian atau
bulanannya, pasti sebagian besar belum menentukan
beberapa pengeluaran bulanannya, penyebabnya bisa jadi ada dua, Pertama belum ada penghasilan tetap karena
masih menjadi tanggungan orang tua,dan yang kedua Sudah ada penghasilan yang
tetap tapi belum bisa mengatur keuangannya. Pada permasalahan yang pertama
tentunya dengan cara senderhana yakni berhemat, membelanjakan uang pemberian
orang tua berdasarkan kebutuhan yang sangat mendesak dan tidak membeli barang
yang kira-kira masih bisa tergantikan
dengan barang yang lain. Pada persoalan kedua, solusi yang sangat baik adalah
dengan cara menikah.
Tak sedikit
pemuda dan pemudi yang menunda dan takut menikah. Alasannya, tak lain karena
khawatir bakal menambah beban biaya. Faktanya, menikah adalah cara terbaik
untuk menghemat uang. Tak percaya?
Penelitian
terbaru di Inggris yang dimuat di Time of India,
Ahad (22/7) kemarin menjelaskan, kehidupan pernikahan umumnya mendorong
pengorbanan dan penghematan daripada melakukan pengeluaran yang sia-sia.
Para peneliti
menemukan bukti, pasangan yang telah menikah umumnya memang dapat melakukan
penghematan. Mereka umumnya dapat menghemat sekitar 68 poundsterling per bulan
dan mencapai 800 poundsterling per tahun.
Dalam penelitian
itu dijabarkan, dalam pernikahan pasangan suami-istri bakal memiliki target
bersama seperti membeli rumah, biaya keluarga, atau membangun dan memperbaiki
rumah. Semuanya bisa didapatkan dengan cara menabung. Target itulah yang memicu
pasangan suami-istri menjadi lebih hemat.
Mayoritas
responden atau sekitar 57 persen peserta mengatakan, suami atau istri berpedan
dalam melakukan proses penghematan itu. "Hal yang baik melihat orang-orang
yang berhubungan saling memotivasi satu sama lain untuk menyimpan sejumlah
besar uang," ungkap John Prout dikutipDaily Mail.
Satu dari lima
pasangan mengaku bisa menghemat sedikitnya 200 poundsterling lebih per bulan,
atau mencapai 2.400 poundsterling selama satu tahun. Penghematan itu bisa
didapatkan karena pengaruh pasangannya.
Memang, pria yang
dinilai lebih boros dalam mengeluarkan uang pada awal-awal pernikahan bakal
sedikit tertekan. Tapi, kaum Adam perlahan-lahan bakal terbiasa dengan
sendirinya. Terbukti, pria mampu menyimpan rata-rata 85 poundsterling setiap
bulannya, karena pengaruh pasangan mereka dibandingkan kaum wanita yang hanya
mampu menyimpan 50 poundsterling. Pria berusia 25-34 tahun akan sangat
terpengaruh pasangannya dan terbukti mampu menghemat sekitar 100 Pound setiap
bulan.
Istri yang kerap
melihat pasangannya boros, akan berupaya memberikan reaksi salah satunya bisa
dengan memaksa para suaminya menghemat, atau bisa juga sebaliknya ketika suami
yang melihat istrinya boros pasti akan reaktif juga untuk memberikan teguran.
Dari penelitian itu juga didapat, sebanyak 15 persen wanita yang telah menikah
mengaku termotivasi untuk menabung, karena pasangannya buruk dalam mengelola
keuangan.
Diakhir tulisan
ini, saya menganjurkan bagi pemuda dan pemudi yang sudah berpenghasilan tetap
untuk bersegera melaksanakan pernikahan karena hal ini dapat menjadi solusi
untuk mengontrol pengeluaran keuangan, baik oleh istri maupun suami akan
terlahir proses evaluasi bersama untuk melakukan penghematan dalam pengeluaran
sandang, papan maupun pangan.
Posting Komentar